(SUHADI)
LANGKAH-LANGHAH MENGHIITUNG BIAYA SATUAN
Sebagaimana telah disebukan di atas bahwa biayan adalah sejumlah input ( faktor produksi ) yang digunaka untuk menghasilkan suatu output. Oleh karena itu dalam menghitung biaya kita perlu mengenali jenis input yang digunakan untuk menghasilakan output. Pengenalan terhadap jenis input tersebut sangat membantu dalam merinci komponen biaya.
Dalam menghitng biaya palayanan kesehatan di rumah sakit, perlu terlebih dahulu dilakukan identifikasi seluruh sumber daya yang digunakan dalam
proses pelayanan beserta julah dan harga perolehnya. Perhitungan biaya dalam sajian ini akan dikelompokan dalam dua kategori ; yaitu (a) biaya investasi, dan (b) biaya operasional (biaya pemeliharaan dimasukkan dalam biaya operasional).
Dalam penghitungan biaya satuan pelayanan kesehatan ada beberapa langkaah yang perlu dilakukan :
- Mengidentifikasi Pusat Biaya (Cost Center)
- Melakukan pengumpulan data baik data biaya, data output maupun data pembobot ( dasar alokasi ) untuk masing-masing Pusat Biaya.
- Melakukan distibusi masing-masing jenis biaya dari pusat biaya penunjangke pusat biaya produksi.
- Melakukan penghitungan biaya satuan
3.2.1. Mengidentifikasi Pusat Biaya ( Cost Center )
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menghitung biaya satuan adatah mengidentifikasi pusat biaya yang ada di institusi tersebut. Pusat biaya adalah unit dimana sejumlah biaya dikeluarkan untuk membiayai unit tersebut dalarn menjalankan misi yang diembannya. Pusat biaya pelayanan kesehatan dapat dibagi menjadi dua yaitu : (l) pusat biaya produksi dan (2) pusat biaya penunjang.
a. Pusat Biaya Produksi
Pusat biaya produksi adalah unit yang langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Di rumah sakit unit produksi anatara lain dapat dibedakan dalam tiga bagia (a) rawat jalan seperti poli umum, poli bedah, poli kandungan, poli mata, poli paru; (b) rawat inap seperti rawat anak, rawat bersalin, ruang bedah, ruang ICU/ICCU, dan (c) unit khusus seperti fisioterapi,, laboratorium, radiologi, ambulans, dan instalasi kamar jenazah.
b. Pusat biaya Penunjang
Pusat biaya penunjang adalah unit yang keberadaannya menunjang pusat biaya produksi. Contoh yan termasuk pusat biaya penunjang adalah ruang direksi, bagian keuangan, bagian rumah tangga, bagian gizi, bagian karcis.
Proses penentuan pusat biaya ( cost center ) ini dapat dilakukan antara lain dengan melihat struktur organisasi rumah sakit yang akan dianalisis.
3.22. Proses Pengumpulan Data
Setelah dilakukan identifikasi pusat biaya, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data yang diperlukan dalam menghitung biaya satuan. Data yang diperlukan dalam menghitung biaya satuan secara umum dapat digolongkan dalam tiga bagian yaitu :
l. Data dasar alokasi ( pembobot ).
2. Data output
3.Data biaya baik biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan.
3.2.2.1. Data Dasar Alokasi
Data dasar dokasi ini diperlukan untuk (a) mendistribrsikan biaya total kedalam masing-masing pusat biaya ( cost center ); dan (b) untuk mendistribusikan biaya asli yang ada di pusat biaya penunjang ke pusat biaya produksl.
Sebagaimana kita ketahui bahwa data biaya yang ada di pelayanan kesebatan tidak semuanya tersedia di masing-masing pusat biaya. Ada biaya yang datanya hanya dalam jumlah total, tidak didistribusikan kemasing-masing pusat biaya. Sebagai contoh biaya listrik, telepon dan air. Data mengenai biaya tersebut tersedi dalam jumlah total dan tidak tersedia secara khusus biaya listrik, telepon dan air untuk poli umum, laboratarium dan sebagainya Untuk mendistribusikan biaya total ke masing-masing pusat biaya diperlukan "data" yang dapat dijadikan sebagai dasar alokasi. Data dasar alokasi dalam penghitungan biaya asli di masing-masing pusat biaya terdiri dari :
Komponen Biaya | Dasar alokasi |
Biaya Pemeliharaan investasi kantor Biaya Pemeliharaan Kendaraan Bermotor Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Air Biaya Bahan dan alat farmasi Biaya Pakaian dinas karyawan Biaya Diklat | Biaya asli unit Biaya asli unit K V Adalah Titik telpon M3 / tahun Biaya asli unit Jumlah pegawai Jumlah pegawai |
Di samping untuk mendistribusikan biaya total ke masing-masing pusat biaya, data dasar alokasi juga diperllukan untuk mendistribusikan biaya yang ada di pusat biaya penunjang ke pusat biaya produksi. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa dalam pelayanan kesehatan terdapa! pusat biaya penunjang dan pusat biaya produksi. Agar perhitungannya tetap (tidak under estimale) maka seluruh biaya yang ada di pusat biaya pentunjang harus distribusikan ke pusat biaya produksii. Untuk mendistribusikan biaya dari pusat biaya penujang ke pusat biaya produksi diperlukan data dasar alokasi (pembobot).
Untuk dapat menghitung dasar Biaya Satuan Rumah Sakit yang mempunyai output heterogen, semua output propuksi rumah sakit harus disertakan. Ini memerlukan pembobotan. Pembobotan dengan menggunakan daily lo. Dari data daily log pembobotan dilakukan dengan menghitung kebutuhan obat-obatan, jenis tenaga yang melaksanakan produksi dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan produksi itu
Tabel A mengarnbarkan pembobotan biaya Rumah Sakit menurut jenis produksinya.
Jenis Produksi | Bobot |
o Pengobatan rawat jalan o Pemeriksaan ante natal (kehamilan) o .persalinan o Imunisasi tt o Distribusi tablet besi o Imunisasi bcg o Imunisasi dpt o Imunisasi polio o Imunisasi measle (campak) o Pemberian vitamin a. o Distribusi oralit o Distribusi pil o Pemasangan iud o Distribusi kondom o Peenyuntikan KB o Pemasangan implant | 5 5 10 4 I 4 4 2 4 2 I 2 6 I 4 6 |
Tabel A : Bobot untuk beberapa pelayanan dasar rumah sakit Pemanfaatan Daily log sebetulnya sangat ideal menggambarkan proposi kegiatan maupun output, namun karena cukup rumit dan membutuhkan waktu-tenaga untuk mengisinya, dapat disederhanakan cara pembobotan sebagai berikut ;
a. Administrasi dibobot dengan dasar alokasi jumlah pegawai
b. Dapur dibobot dengan dasar alokasi jumlah Porsi makan
c. Ruang obat dibobot berdasarkan pemakaian obat (rupiah nilainya)
d. Biaya umum atau yang sulit dibobot dihitung dulu subtotal penggunaan dananya pada masing-masing unit pusat biaya produksi. kemudian dana itu digunakan untuk membobot biaya umum.
Untuk selanjutnya dalam sajian ini, dasar alokasi yang digunakan adalah sesuai dengan output yang dalam buku ini dibasilkan oleh pusat biaya penunjang yang bersangkutan.
Contoh : TU dasar alokasi : jumlah pegawai
Karena, pusat biaya TU mempunyai output pelayanan administrasi pada
seluruh pegawai.
3.2.2.2 Data Output
Data output dalam perhitungan unit cosf dibedakan menjdi dua yaitu (a) Output yang homogen; dan O) Output yang heterogen. Contoh ouput homogen adalah output yang berada di unit sebagai berikut :
Contoh Unit produksi yang sifatnya homogen
Pusat Biaya | Output Homogen |
Rawat Inap (dengan berbagai jenimya) Poli umum Poli Penyakit Dalam Poli Anak Unit ECG Unit USG | Jumlah hari rawat Jumlah kunjungan Jumlah kunjungan Jumlah kunjungan Jumlah kunjungan Jumlah tindakan dan pemeriksaan Jumlah tindakan dan pemeriksaan |
Contoh unit produksi yang sifatnya heterogen
Pusat Biaya Output Heterogen | Output Heterogen |
o Rawat Inap perlu dibedakan atas klas perawatan (VIP, Klas I, Klas II dan Klas III) o Instalasi Bedah perlu dibedakan biaya satuan untuk jenis operasi (besar, sedang, kecil) o Poli Gigi (tindakan cabut, tambal gigi, & bedah mulut) o Poli Keluarga Berencana o Laboratorium o Fisioterapi o Radiologi | Jumlah hari rawat masing-masing klas Jumlah masing-masing jenis tindakan bedah Jumlah masing-masing tindakan Jumlah masing-masing jenis kontrasepsi alat Jumlah masing-masing jenis pemeriksaan Jumlah masing-masing jenis terapi fisik Jumlah masinig-masing jenis foto atau penyinaran |
Output di unit heterogen tersebut pada dasarnya sama dengan output pada unit homogen berupa jumlah kunjungan dan tindakan hanya dirinci menurut jenis tiddakan yang ada Misalnya di Poli KB outpuhya dirinci menurut kondom, pil, IUD, dan implant.
Untuk data ouput yang heterogen dicari pula data pembobotnya dengan menggunakan pendekatan relative value unit (RVU).
3.2.2.3 Data Biaya Investasi, Biaya Operasional dan Biaya Pemeliharaan
A. Biaya Investasi
Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi. Barang investasibiasanya dihitung dari barang yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Pada beberapa badan usaha penetapan barang investasi juga berdasarkan dari besarnya nilai barang. AIat tulis kantor, penggaris misalnya meskipun dapat dipergunakan lebih dari satu tahun tetapi karena nilai harganya Rp. 1.500,-, maka nilai penggaris tidak dimasukkan dalam biaya investasi.
Berikut ini beberapa nilai barang yang dapat dimasukkan kedalam barang investasi.
a. Nilai banggunan
Nilai bangunan disini mencakup seluruh tanah dan bangunan yang digunakan menunjang pelayanan kesehatan. Tidak saja bangunan yang terdapat di unit produktif, seperti rawat jalan, rawat inap, dan poliklinik" tetapi juga nilai bangunan yang ada di unit penunjang seperti administrasi, keuangan, dapur, binatu" dan apotik.
Selain nilai gedung dan tanah, maka nilai bangunan juga mencakup biaya
pembangunannya.
b. Nilai kendaraan
Seluruh kendaraan yang dipakai untuk menunjang pelayanan kesebatan juga dihitung, baik yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan maupun tidak. Seperti ambulans, mobil investasi untuk direktur, motor investasi untuk karyawan dan mobil angkutan barang
c. Nilai Perawatan Medis
Yaitu selurub biaya untuk mengadakan peralatan medis dengan berbagai jenisnya yang menunjang pelayanan kesehatan (biaya untuk pembelian alat medis). Jenis peralatan medis ini perlu ditelusuri secara rinci di setiap unit pelayanan seperti rawat jalan, kamar operasi, labuaoriun, dan bagian rontgen.
d. Peralatan Rumah Tangga (biaya untuk pembelian alat non medis)
Yaitu seluruh peralatan rumah tangga yang digunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan seperti meja, kursi, AC, komputer, mesin tik, mesin cuci, pengangkut pasien, almari, peralatan untuk mandi jenazah, peralatan dapur, soundsystem' mesin pemotong nunput dan barang invesrasi lain yang berumur lebih dari satu tahun dan digunakan untuk menunjang pelaynan kesehatan.
Data mengenai biaya investasi ini dapat ditelusuri dari daftar investasi dari bagian keuangan atau bagian umum atau bagian rumah tangga alaupun melalui kontrak dengan pihak supplier. Untuk memperoleh biaya investasi d.isamping diperlukan data mengenai (a) jumlah dan harga dan satuan masing-masing jenis barang investasi, juga diperlukan data tentang (b) umur ekonomis setiap barang (c) lama pamakaian barang dan (d) Ialu infalis.
Biaya investasi yang sudah diperoleh sebagaimana tertera pada tabel di atas kemudian dihitung dalam nilai tahunan (Annualized investmenl cost).
Untuk manghitung nilai tahunan biaya investasi dapat dipergunakan formula sebagai berikut :
IIC (l+i)t
AIC =
L
Keterangan :
AIC = Annualized Investment Cost (biaya investasi tahunan)
IIC = Initial lrwestment Cost (Nilai awal barang)
I = Laju inflasi
T = Masa pakai
L = Perkiraan masa hidup (umur ekonomis) barang investasi yung bersangkutan
Dalam praktek sering kali ditemui kesulitan dalam menghitung nilai biaya investasi tahun karena kurangnya informasi tentang nilai awal barang, masa pakai dan umur pakai. Apabila barang investasi tersebut sudah berumur puluhan tahun dan informasi ini tidak ditemukan secara tetapat maka terpaksa harus dilakukan prakiraan.
B. Biaya Operasional
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk rnelaksanakan kegiatan-kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat *habis pakai" dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun). Secara singkat dapat di katakan bahwa biaya oprasional adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan, Biaya oprasional dihitung dari nilai selunrh barang-bahan tenaga yang digunakan untuk melakukan proses produksi
Komponen yeng termasuk dalam biaya operasional
a. Biaya obat dan bahan medis
Biaya obat dan bahan medis ini dihitung dari selurutr nilai obat dan bahan medis yag digunakan dalam pelayanan kesehatan.
b. Biaya pegawai
Biaya pegawai dihitung dari gaji, uang lembur, transpor dan bonus yang diberikan kepada semua pegawai, baik yang termasuk pegawai tetap, pegawwai borongan maupun pegawai harian. Termasuk dalam biaya pegawai di sini adalah on the job training.
c. Biaya bahan kantor
Biaya bahan kantor yang dimaksud di sini adalh nilai dai seluruh bahan untuk keperluan administrasi dan keperluan runah tangga lainnya Termasuk di dalamnya kertas, disket, tinta freon AC, dan minyak tanah. Karena pada umunnya mempunyai nilai satuan yang kecil, maka alat tulis kantor seperti pensil, ballpoin map, pita mesin tik, sendok, piring dan sejenisya bisa dimasukkan sebagai biaya operasional.
d. Biaya listrik dan air
Biaya untuk penggunaan listik dan air. Biaya ini dapat diproleh dari uitansi pembayaran bulana.
e. Biaya operasional kendaraan (bensin, uang parkir, oli)
Biaya untuk 'pembelian bahan bakar untuk keperluan dinas, parkir, temasuk pembelian oli, minyak rem dan sebagainya
f. Biaya telepon, fax dan telex
Biaya penggunaan telepon, fax dan telex. Biaya ini dapat diperoleh dari kuitansi pembayaran.
g. Biaya perjalanan dinas : seragam dinas dan biaya umum lainnya
c. Biaya Pemeliharaan, meliputi :
Biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan pemeliharaan peralatan medis dan pemeliharaan peralatan rumah tangga.
Biaya oprasional dan pemeliharaan tersebut dihitung dalam kurun waktu satu tahunan sehingga bisa dijumlahkan dengan niali tahunan biaya investasi untuk memperoleh biaya total (Total cost).
33. METODE PENDISTRIBUSTAN BIAYA
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa biaya dalam pelayanan kesehatan ada yang berada di pusat biaya penunjang dan ada yang berada di pusat biaya produksi. Dalam menghitung biaya satuan, biaya yang ada di pusat biaya penunjang harus didistribusikan ke pusat biaya produksi karena output pelayanan yang dihitung hanya ada di pusat biala produksi. Kalau biaya yang ada di pusat biaya penunjang tidak didistribrsikan ke pusat biaya produksi maka hasil penghitungan biaya satuan akan underestimate, sebab ada biaya yang tidak dihitung.
Ada ernpat metode yang dapat digunakan (Berman & Weeks, 1982; Gani,
l99l ) dalam rnengalokasikan biaya yaitu :
l. Metode Simpel Distribution atau Direct Apportionment
2. Metode Double Distribution atau Double Apportionment
3. Metode Multiple Distribution atau Algebraic Apportionment
4. Metode Step Down
Dalam rangka kegiatan metode yang akan digrunkan adalah metode double distribution. Keterangan lebih lanjut tentang metode tersebut akan diuraikan pada simulasi penghitungan biaya satuan.
3.4. BIAYA SATUAN DI UNIT HOMOGEN DAN HETEROGEN
A. Biaya Satuan di Unit Homogen
Biaya satuan di unit homogen seperti : rawat inap, dapat dihitung langsung dengan membagi total biaya dan total output di masing-masing unit yang sifatnya homogen.
TC
UC =
o
Keterangan :
UC = Unit Cost ( Biaya Satuan)
TC: Tot-al Cost Cfotal Biaya)
o = Output (jumlah Produksi)
B. Biaya Satuan di Unit Heterogen
Untuk dapat menghitung dasar biaya satuan rumah sakit yang mempunyai output heterogen seperti output pelayanan pada bagian bedah, poli gigi, laboratorium dan lain sebagainnya, maka semua output produksi rumah sakit harus disetarakan. Untuk itu memerlukan suatu pembobotan. Pembobotan ini dapat dilakukan dengan menggunakan *daily log',. Dari data daily log pembobotan dilakukan dengan menghitung kebutuhan obat-obatan, jenis tenaga yang melaksanakan produksi dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan produksi ifu. Selain itu untuk data output yang heterogen dicari pula data pembobotnya dengan menggunakan pendekatan RVU.
l. Pengertian RVU
RVU merupakan nilai biaya relatif yang membedakan antar masing-masing tindakan pelayanan. RVU diperoleh melalui suvei dengan membandingkan biaya jenis tindakan. Pada prinsipnya RVU dihitung dari semua biaya yang digunakan dengan dibandingkan antar masing-masing jenis pelayanan. Dengan kata tain RVU merupakan biaya langsung per satuan standar pelayanan.
2. Cara Menghitung RVU
Secara garis besar, perhitungan RVU diperoleh melalui data yang akan digambarkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4
Cara Perhitugan Bobot untuk Mencari Relative Value Unit (RVU)
NO | JENIS Tindakan | BIAYA BAHAN | BIAYA PEGAWAI | BIAYA ALAT | TOTAL | BOBOT |
1 | A | A1 | A2 | A3 | TA | BA |
2 | B | B1 | B2 | B3 | TB | BB |
3 | C | C1 | C2 | C3 | TC | BC |
4 | D | D1 | D2 | D3 | TD | BD |
Dst | E | E1 | E2 | E3 | TE | BE |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa "TA" yang merupakan penjumlahan dari Al, A2 dan A3 itu dijadikan sebagai mencari nilai total biaya untuk jenis pemeriksaan A. Dernikian pula dengan "TB", TC" dan seterusnya sarnpai dengan *TE'.
Sedangkan ‘BA” merupakan bobot dari jenis tindakan A, demikian halnya dengan "BB' sampai "BE". Nilai ‘BA’ sampai “BE" digunakan untuk manghitung RVU di unit heterogen, yaitu dengan membagi total biaya dengan suatu bilangan konstanta yang sama. Sedangkan RVU diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan oulput dari masing-masing jenis tindakan atau secara singkatnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
RVU = BOBOT X OUTPUT
Hasil dari perhitungan RVU tersebut, dapat digunakan dalam mencari biaya satuan (unit cost) pada masing-masing unit heterogen.
3- Pengertian dan cara perhitungan Biaya satuan (unit cosf)
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan produksi pelayanan. Biaya satuan diperoleh dari biaya total. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa output pelayanan di unit produksi rumah sakit ada yang sifatnya hornogen dan ada yang sifatnya heterogen. Perbedaan output pelayanan (homogen dan heterogen) menyebabkan perbedaan dalam perhitungan biaya satuan. Biaya satuan di unit homogen dapat dihitung langsung dengan membagi total biaya dan total output di masing-masing unit produksi yang sifatnya homogen. Sedangkan untuk perhitungan biaya satuan di unit yang sifatnya heterogen perlu dibobot terlebih datrulu dengan RVU (Relative Value Unit) untuk rnasing-masing tindakan pelayanan.
Tabel perhitungan biaya satuan friit cost di unit heterogen dengan menggunakan nilai pembobotan yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Contoh Cara Perhitmgan Biaya Satuan (unit Cost) dengan RVU
JENIS TTNDAKAN | OUTPUT | BOBOT | OUTPUT X BOBOT (RVU) | UNIT COST |
A | Ol | BA | OlBA | UC1 |
B | O2 | BB | O2BB | UC2 |
C | O3 | BC | O3BC | UC3 |
D | O4 | BD | 04BD | UC4 |
| O5 | BE | 05BE | UC5 |
| OTT | |
UCI sampai dengan UC4 mempakan biaya satuan untuk masing-masing jenis tindakan, yang diperoleh dari :
OIBA
xX
OTT
UCI =
01
Keterangan
UC1 = Biaya satuan (unit cost\ rmtuk tindakan A
01 = Output (jumlah pemeriksaan) untuk jenis tindakan A
BA = Nilai pembobotan untuk jenis tindakan A
01BA = 01 X BA
Total biaya di bagian/unit tersetntr
Jumlah OIBA s.d- O5BE
X = Total biaya di bagian/unit tersebut
OTT = Jumlah 01BA .s.d. o5BE
Dengan melihat rumus biaya satuan di atas, maka jelaslah bahwa tinggi rendahnya biaya satuan suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besamya total biaya tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya produk pelayanan pada rumah sakit. Perhitungan biaya satuan dengan rumus di atas banyak dipengaruhi oleh tingkat utilisaii. Makin tinggi tingkat utilisasi (dengan demikian makin besar jumlah O) akan makin kecil biaya satuan pelayanan. Sebaliknya, makin rendah tingkat utilisasi (dengan demikian makin kecil jumlah O) akan semakin besar biaya satuan suatu pelayanan.
Dimana total biaya (Total Cost = X) dapat diperoleh dari hasil perhitungan analisis biaya, khususnya hasil perhitungan dengan metode double distribution. Dan total biaya aslinya dapat diperoleh melalui 3 (tiga) rumus,
yaitu :
a Rumus Pertama : TC = FC+SrnVC+ VC
b-Rurnus Kefta : TC = SmVC + VC
c. Rumus Kaiga : TC = VC
Keterangan:
TC : Total Cost Clotal Biaya)
FC : Fired Cost ( Biaya Investasi) ,
VC ; Variabel Cost ( Biaya Operasional Tidak Tetap)
SmVC : Semi Vsiabel Cost ( Biaya Operasional Tetap)
3.5. BiAYA Satuan AKTUAL DAN NORMAL
Output pelayanan kesehatan dapat didekati melalui dua cara yaitu dengan
melihat kapasitas (normatif) cian pada output yang aktual (positif). Kapasitas merupakan output optimal yang idealnya dapat dicapai oleh suatu unit pelayanan. Di rawat inap rumah sakit misalnya. kapasitas dapat dihitung dari jumlah tempat tidur yang tersedia. Sedang output aktual adalah ouput yang benar-benar dihasilkan oleh unit pelayanan tertentu. Di rawat inap rurnah sakit misalnya, output aktual itu berupa jumlah hari perawatan (Parient days).
Misalnya unit rawat inap disuatu rumah sakit memiliki I 00 tempat tidur malia kapasitas rawat inap rumah sakit tersebut dalm satu tahun sebanyak 15.500 (100 x 365 hari).
Pendekatan dalam penghitungan output pelayanan ini penting untuk membedakan antara (a) biaya satuan normatif dan (b) biaya satuan aktaul.
Biaya satuan normatif dihitung dengan membedakan antara biaya tetap yang dibagi dengan kapasitas ditarnbah biaya variabel yang dibagi dengan output. Sedang biaya satuan aktual seluruh biaya (baik biaya tetap maupun biaya variabel) dibagi dengan output.
Rumus penghitungan biaya satuan aktual adalah sebagai berikut :
Tc1
Uci = (1)
Tqi`
Sedang rumus perhitungan biaya satuan normatif adalah sebgai berikut ;
TVC TFC
UC : + (2)
TQA TQP
Keterangan
uci =: biaya satuan pada pusat biaya produksi tertentu (i)
Tci : biaya total pada pusat bia1,a produksi tertentu (i)
Tqi : output total pada pusat biaya produksi tertentu (i)
UC = biaya satuan total
TVC _ total biaya variabel
TF C : total biaya tetap
TQA : total output
TQP : total kapasitas
Hasil penghitngan biaya satuan dengan rumus (2) akan lebih rasional dibanding dengan rumus umum (l), sebab ketidak efesienan pelayanan kesehatan di rumab sakit sebagai akibat rendahnya BOR tidak di bebankan ke pasien melainkan ditanggung oleh provider.
2 komentar:
sebaiknya tampilkan juga aksesoris lain
tolong kirimkan kumpulan skripsi yang kamu janjikan, salam bujang lapuk,
by furkam
Posting Komentar