Selamat datang di Mimbar Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan dan teknologi demikian terus berkembang dalam peradaban manusia, namun hanya sedikit insan yang gesit dan mampu mengejar keterbelakangan pemikirannya. Olehya itu hanya orang-orang yang intelek yang mau dan berlaga mencari perubahan itu. Anda yang saat ini mencari perubahan menjadi lebih mudah mencapai peradaban.

.......... Jalinan Pena Pembawa Berita terkini dan Global...........

Selasa, 09 Juni 2009

KAJIAN PROBLEM SOLVING SEPUTAR UNHALU

PENDAHULUAN

Perlahan menua dengan pasti, segarnya lenyap, kuatnya melemah sebelum tiada. Lahir sebagai bayi merah lemah, tumbuh berkembang hanya menuju pada mati. Tema pokok tentang hidup dan mati selalu sejenak hinggap dalam sadar kita. Orang sibuk bertutur bagaimana menitip tanda selama kesadaran masih lagi memenuhi kepala. Nama atau identitas apapun seakan jadi peneguh, bila kita pernah hadir di sini dan kini, sesaat saja. Walau nyata juga bila hadirnya diri, hampir tak berbekas dibanding usia jagat raya, teramat tak bernilai bila disanding dengan perkasanya matahari berpijar meledak entah sejak kapan dan sampai kapan. Sebagian spesies kita melawan dengan menulis, menulis apa saja; mulai dari buku harian, resep, artikel hingga berjilid-jilid buku dengan beragam topik. Ada yang memilih menikah, pesan genetik yang terekam dalam kromosom tubuh kita tetap lestari lewat hadirnya anak. Sebagian yang lain terus berteguh pada ideal-ideal pegangan, berjejer mulai dari sikap politik, pemikiran filosofis hingga yakin kukuh pada satu bangunan ide.

Spesies manusia berusaha menitip sesuatu bagi manusia setelahnya, entah itu harta, ilmu atau apa saja. Setiap kita tergerak untuk menoreh jejak bagi peradaban (tergambar dari corat-coret di kamar co-ass, sekedar contoh ji! J).

Dan spesifik di kampus kita, mungkin kita butuh sesuatu yang lepas dari metode ilmiah; metode ilmiah sekilas sepertinya mengantar pada pencapaian-pencapaian yang berarti. Kemudahan tersebar di mana-mana, tapi bakat-bakat terluhur dari kemanusiaan tak kunjung mekar, pelan-pelan pula secara massal, kita menyelenggarakan bunuh diri diam-diam. Dalam rintih yang perih, kita sekedar bertanya sendiri untuk dijawab sendiri. Misal, soalan sederhana tapi pelik di sini (di Unhalu) ialah sikap purba yang memodernkan dirinya lewat pertarungan antar fakultas, antar dosen vs mahasiswa, antar sesama birokrat, kelompok terpinggir Vs kelompok tengah, atas Vs bawah, dsb.

TINJAUAN TOERITIS

Pengertian Dan Fungsi-Fungsi Manajemen

Untuk dapat memahami pengertian manajemen, perlu diketahui bahwa dalam manajemen terkandung pengertian-pengertian :

1. Manajemen adalah suatu proses yang merupakan rangkaian kegiatan-kegiatan yang sistematik.

2. Fungsi manajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan-kegiatan tersebut.

3. Dalam Manajemen, kegiatan-kegiatan tersebuf diatur oleh para manajer yang menggerakkan sumber daya (resources ) dalam rangkaian kegiatan tersebut.

4. Proses/rangkaian kegiatan/penggerakkan sumber daya tersebut dilakukan untuk mencapai/merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian pola umum pengertian manajemen, sebagai berikut:

1. Manajemen adalah alat daripada administrasi untuk mencapai tujuan, sehingga disebut sebagai unsur dinamik.

2. Manajemen bergerak, bekerja dalam unsur statik administrasi yaitu organisasi.

3. Manajemen menggerakkan sumber daya (resources) dalam setiap proses/kegiatan/fungsinya.

4. Penggerakan sumber daya tersebut dalam masing-masing fungsi manajemen.

5. Arah gerakan manajemen adalah untuk mencapai/merealisasi tujuan.

6. Asas/prinsip gerakan proses tersebut adalah efisiensi.

Manajemen adalah proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerak-an, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan ilmu dan seni, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (George R. Terry dalam principle of management’, 1960)

Pengertian fungsi perencanaan (planning)

Perencanaan adalah suatu proses sistematik berupa pengambilan keputusan tentang pemilihan sasaran, tujuan, strategi, kebijakan, bentuk program, pelaksanaan program dan penilaian keberhasilan

Perencanaan berarti pengambilan keputusan dengan memperhitungkan perubahan apa yang akan terjadi (forecasting of changes)

Percncanaan adalah fungsi perlama yang harus dilaksanakan dalam manajemen dan merupakan fungsi yang paling penting, karena merupakan penentuan apa yang harus dicapai (tujuan), bagaimana cara mencapainya dan bagaimana tolak ukur pencapaian tujuan serta memberikan rincian kegiatan (Blue print) yang akan dikerjakan selanjutnnya. Perencanaan dapat diartikan sebagai kerja dan sebagai hasil karya merencanakan.

Agar perencanaan dapat dikerjakan sebaik-baiknya, maka diperlukan unsuf -unsur:

1. Unsur tujuan, adanya perumusan tujuan yang jelas.

2. Unsur policy, adanya metode unluk mencapai tujuan.

3. Unsur prosedur, pembagian tugas dan hubungan antara masing-masing anggota kelornpok/organisasi.

4. Unsur progres/kemajuan. adanya standar evaluasi.

5. Unsur program, macam-macan program disusun menurut prioritasnya.

Macarn perencanaan menurut tingkatannya:

- Top Level/ tingkat atas

- Middle level/Tngkat menengah

- Bottom level/ tingkat bawah

Macam penyusunan rencana menurut tingkatannya:

- Bottom up

- Top to the bottom

- All at once

Botom up adalah perencanaan yang disusun dari tingkat bawah dan kenrudian disusun ke tingkat atas dalam suatu organisasi. Top to the bottom adalah perencanaan yang disusun di tingkat atas suatu organisasi dan dijalankan ke tingkat-tingkat bawah organisasi tersebut. All at once, adalah proses penyusunan perencanaan secara bersamaan anlara tingkat atas dan bawah dalam sebuah organisasi.

Macam perencanaan menurut jangka waktunya:

- Long range plan ; 10 – 20 tahun

- Medium term plan ; 5 -7 tahun

- Short term plan ; 1 – 3tahun

- Annual plan ; rencana tahunan

Long range plan dikenal sebagai rencana jangka panjang, medium term plan disebut sebagai rencana jangka menengah, short term plan disebut sebagai rencana jangka pendek, sedang annual plan disebut sebagai rencana tahunan.

Syarat-syarat perencanaan menurut Gullick :

o Tujuan harus dirurnuskan secara jelas.

o Sifatnya harus sederhana

o Berisi analisa dan penjelasan, penggolongan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan pedoman-pedoman.

o Bersifat fleksibel, dapat menyesuaikan diri dengan segala keadaan/ perubahan yang mungkin terjadi.

o Ada keseimbangan dalam rencana, baik ke dalam maupun keluar (keseimbangan ke dalam adalah keberbagai bagian proyek dari suatu rencana, keseimbangan keluar berarti antara tujuan dan persyaratannya).

o Penggunaan sumber daya harus efektif dan eflrsien.

Manfaat suatu rencana menurut Wilson:

· Dirumuskannya secara jelas dan tepat tentang tujuan-tujuan dan metode untuk mencapai tujuan

· Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi seluruh anggota organisasi

· Merupakan proses yang terus-menerus untuk meningkatkan cara kerja anggota organisasi

· Merupakan alat kendali peiaksanaan

· Menjamin penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien

Fungsi perencanaan sebagai suatu proses, mempunyai langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu :

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah

3. Prioritas masalah

4. Menetapkan tujuan

5. Alternatif pemecahan masalah

6. Rencana kerja (plan of action)

Alternatif pemecahan masalah ;

1. Hal yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah mengkaji hambatan dan kelemahan

2. Menyusun rencana kerja operasional

3. Penyusunan rencana kerja operasional untuk menentukan langka-langkah yang akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.

4. Penyusunan rencana kerja dengan melihat semua dimensi kebutuhan dan kemampuan organisasi serta tujuan yang ingin dicapai.

Pengertian fungsi pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan yang diwadahkan dalam unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Pengorganisasian menetapkan hubungan antara pemimpin dan bawahan, serta hubungan antar unit. Pengorganisasian mengatur struktur organisasi, pembagian tugas - wewenang - tanggung jawab, sistem informasi dan koordinasi.

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat-alat, tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional sehingga organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Proses pengorganisasian dapat dirinci sebagai berikut :

- Memaharni tujuan

- Penet:apan tugas pokok dan perincian kegiatan

- Pengelompokan tugas/jabatan

- Penyusunan struktur organisasi dan departementasi

- Penyusunan otoritas organisasi

- Pengisian jabatan/staffing

- Facilitating

Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua, aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Fungsi actuating

Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi (George R. Terry)

Actuating dimaksudkan sebagai rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha kearah pencapaian sasaran/tujuan administrasi. Actuating juga dimaksudkan sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok atau berusaha untuk mencapai sasaran organisasi sesuai dengan perencanaan manajerial. Actuating sering pula disebut sebagai Penggerakan Pelaksanaan.

Alat-alat penggerakan meliputi :

1. Perintah.

2. Petunjuk.

3. Bimbingan.

4. Surat edaran.

5. Rapat koordinasi.

6. Pertemuan-pertemuan/Lokakarya (workshop).

Leadership atau kepemimpinan diartikan berbagai ahli ( stogdill dan Koontz) sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham.

2. Kepemimpinan adalah suatu bentuk inspirasi dan persutasi.

3. Kepemimpinan rnerupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan.

4. Kepernimpinan adalah cara mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi seseorang atau keiompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui metode-metode kegiatan manajemen. Kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai suatu atribut memimpin yang harus dikenakan/digunakan oleh seorang pemimpin untuk dapat membuat bawahannya bekerja dengan baik. Kepenirnpinan harus dapat memanipulasi unsur-unsur sosok pemimpin, keadaan anggota/bawahannya, serta keadaan/situasi lingkungan/pekerjaan guna menjadikan kepemimpinan yang baik.

Fungsi controling

Pengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat diefektifkan.

Menurut Fayol, pengawasan terdiri dari tindakln meneliti apakah segala sesuatu tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, instruksi-insruksi yang telah dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Pengawasan bertujuan menunjukkan atau menemukan kelemahan-kelemahan agar dapat diperbaiki dan mencegah berulangnya kelemahan-kelemahan tersebut.

Sedangkan menurut Terry, pengawasan adalah proses untuk mendeterminasi apa yang akan dilaksanakan, mengevaiuasi pelaksanaan dan jika perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana.

Dengan demikian dapatlah diaftikan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan/kegiatan apa saja. yang sudah dilaksanakan, dan menilainya terhadap rencana serta mengroeksinya agar pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana. Syarat/prinsip pengawasan :

a. Harus ada rencana yang jelas.

b. Harus mampu menjamin adanya tindakan perbaikan.

c. Harus bersifat fleksibel.

d. Ada pemberian instruksi yang jelas serta kewenangan pada bawahan.

e. Harus ekonomis.

f. Dapat dimengerti.

g. Dapat merefleksi poia organisasi.

Proses pengawasan meliputi :

a. Menetapkan alat pengukur (standar), dan mengumpulkan data/fakta.

b. Mengadakan penilaian (evaluate).

c. Mengadakan perbaikan (corrective action) .

Standar yang Digunakan dalam Pengawasan

a. Norrna:

Standar yarrg ditetapkan atas dasar pengalaman yang lalu:

- Proyek yang lalu

- Proyek lain dengan bentuk dan situasi yang sama

b. Kriteria :

Standar yang ditetapkan dan diharapkan sebagai ukuran pelaksanaan program secara memuaskan pada tingkat kepuasan tertentu.

Dalam hal penyimpangan pelaksanaan terhadap standar, masih diperlukan adanya batas toleransi terhadap penyimpangan tersebut.

Jenis/Kategorisasi Pengawasan

a. Waktu:

- Preventif/bersifat mencegah penyimpangan,

- Repressif/bersifat menekan/mengoreksi terjadinya penyimpangan

b. Obyek pengawasan :

- produksi

- keuangan

- waktu

- manusia dan kegiatan

c. Subjek pengawasan:

- intern (rlari dalam organisasi)

- extern (clari luar organisasi)

d. Cara pengumpulan datanya:

- personal observation/inspection/pemeriksaan atau pengawasan

perorangan,

- oral report/laporan lisan

- written reportfiaporan tertulis

- control by exception/pengawasan khusus terhadap hal-hal khusus.

Fungsi evaluating

Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (who). Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. perbedaannya terletak pada sasarannya, sumber data, pelaksana siapa dan waktu pelaksanaannya

Evaluasi adalah prosedur penilaian pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan membandingkannya dengan standar dan dengan mengikuti kriteria/metode/tujuan tertentu guna menilai dan pengambilan keputusan selanjutnya.

Tujuan Evaluasi:

a. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang.

b. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya.

c. sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan.

d. sebagai alat untuk rnengadakan perencanaan kembali yang lebih baik daripada suatu program.

Evaluasi yang dapat kita lakukan pada satu program, dapat berupa :

· Menilai pelaksanaan kegiatan program tersebut dibandingkan dengan standar/norma tertentu,

· Menilai hasil program tersebut dibandingkan dengan stancar tertentu, atau

· Menilai hasil program tersebut dibandingkan dengan data pengamatan awal sebelum program dikerjakan.

Evaluasi pada beberapa program dapat dilakukan antara lain :

o Menilai pelaksanaan kegiatan program A dibanding pelaksanaan program B.

o Menilai hasil yang dicapai program A dengan sumber dayanya, dibandingkan dengan hasil proglam B dengan sumber dayanya.

Berdasarkan waktunya evaluasi dapat digolongkan menjadi :

a. Evaluasi Formative

Yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan program masih sedang berlangsung; dikelompokkan dalam dua bentuk :

- Critical Review Evaluation, yaitu evaluasi untuk menilai suatu program belum dilaksanakan.

- Midterm Evaluation, yaitu evaluasi pada saat program sedang dikerjakan, ada dua bentuk :

o Evaluasi Proses yaitu evaluasi untuk menilai proses/kegiatan, dan

o Evaluasi Monitoring yaitu evaluasi untuk mengawasi berjalannya suatu program.

b. Evaluasi Summative

Yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan program sudah selesai dilakukan, dikelompokkan dalam dua bentuk :

o Evaluasi output yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan progran,. dan

o Evaluasi dampal/impact/outcome yaitu evaluasi untuk meni]ai dampak dari hasil pelaksanaan program.

Proses Evaluasi

Tahapan evaluasi ;

a. Kegiatn berpikir konseptual ;

Formulasi tujuan, sasaran dan manfaat evaluasi

Formulasi sumber dan jenis informasi yang diperlukan

Formulasi kriteria evaluasi

Formulasi model/kerangka kerja/rancang bangun

b. Kegiatan operasionall

- Pengumpulan informasi

c. Kegiatan penilaian

- Formulasi derajat keberhasilan

- Formulasi dan identifikasi masalah

- Formulasi faktor dan penunjang dan penghambat

d. Kegiatan tindak lanjut ;

- Formulasi/rekomendasi tindakan pemecahan masalah

- Feed back tentang kebutuhan informasi tambahn

- Feed back hasil evaluasi kepada user/pengguna

- Followup/corective/action perbaikan.

Kriteria Evaluasi

Relevansi

Relevansi dipakai untuk memeriksa rasionalisasi relevansi suatu progrm yaitu memeriksa relevansi antara ;

- Masalah

- Kebijakan

- Tujuan/jawaban masalah

- Kegiatan

- Unit kerja, dsb

Relevansi juga dapat dipakai untuk menilai pengadan/penghentian suatu program.

a. Adanya dasar yang kuat (kriteria) pengadaan/pelaksanaan program antaraa lain ;

# Adanya relevansi sosial;

- Tujuan program sesuai dengan tujuan nasional kesehtan.

- Terdapatnya kontribusi yang jelas dari program tersebut terhadap keadaan kesehatan masyarakat

- Metodenya cukup sederhana

- Program tersebut dapat menjawab need/kebutuhan masyarakat.

# adanya akibat negatif bila program tidak ada

b. Adanya dasar yang kuat untuk menghentikan program:

- Bila masalahnya sudah hilang.

- Usaha yang dilakukan tidak memberikan hasil.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi relevansi bersifat kualitatif atau intuitifiif.

KAJIAN FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN

FUNGSI PERENCANAAN

Analisa Situasi dan Identifikasi masalah

Universita Haluoleo sebagai salah satu universitas negri di Indonesia, dan merupakan universitas pertama di Sulawesi Tenggara yang didirikan pada tahun 1981 kini telah cukup matang mepersiapkan diri memajukan pembangunan di daerah tertinggal ini. Sekarang ini telah mampu menampung jumlah mahasiswa sebanyak 17.000 orang yang tersebar pada delapan fakultas, ini menunjukan suatu keberhasilan pembangunan khususnya dibidang pendidikan di Sulawesi Tenggara. Alumni unhalu sendiri telah tersebar dan dipercaya di lingkup pemerintahan dalam memacu karir mereka, khususnya daerah Sulawesi Tenggara dengan berbagai disiplin ilmu yang mereka capai di perguruan tinggi tersebut. Suatu kemajuan yang cukup berarti bila peminat yang datang menimba ilmu di kampus ini kian tahun terjadi peningkatan jumlah mahasiswa ini tentu tidak lepas dari kepercayaan masyarakat akan eksistensi Unhalu dalam penyelenggara pendidikan bermutu.

Seperti halnya universitas lain di Indonesia, Unhalu sendiri menjadi milik masyarakat. Olehnya itu mahasiswa yang datang menggali ilmu disini berasal dari berbagai pelosok daerah diseluruh indonesia bahkan dari luar negri dengan latarbelakang etnis, agama, ras, bahasa daerah, budaya, karakter, status sosial, maupun idenditas lainya. Dalam kehidupan keseharian dunia kampus tidak lepas dari keragaman tersebut yang dibawa oleh kaum pemijaknya. Kehidupan sosial kampus dengan sendiri terbentuk dari keragaman tersebut. Terdapat Tiga hal sebagai hasil sosialisasi perorangan kedalam kelompok membentuk perilaku komunitas kampus (1). Seseorang yang membawa keragaman diri bila dipadukan dalam organisasi kehidupan kampus menjadikan seseorang akan mepertahankan keragaman itu yang menunjukan identitas alamiah murni dan bisa saja sebagian pahaman menyatakan bahwa seseorang itu tidak mampu beradaptasi dengan keragaman yang lain yang dah lama terbentuk. Perilaku tersebut tidak serta merta kita menyatakan bahwa orang tersebut berperilaku asosial atau anti sosial, tetapi diantara perilaku yang terbentuk dari lingkungan bawaanya terdapat yang sifatnya positif. Namun disisi lain tidak semua perilaku bawaan sejalan dengan keragaman yang sifatnya posistif. Bila perilaku seseorang tersebut yang sifatnya negatif hal ini menjadikan sumber perpecahan atau konflik dalam kehidupan dimana seseorang berada. Dalam kebanyakan kasus seseorang yang tetap mempertahankan perilaku yang tidak lazim atau tidak sejalan dengan kehidupan organisasi menjadi seseorang tersebut terancam dari komunitas pada tingkatan yang lebih tinggi bisa menjadi ancaman bagi kehidupan organisasi atau kehidupan pembawa perilaku tersebut. (2). Seseorang yang membawa keragaman diri bila dipadukan dalam organisasi kehidupan kampus menjadikan seseorang akan akan melakukan inkulturasi keragaman perilaku positif tersebut sebagai hasil dari kemampuan seseorang dalam melakukan adaptasi kehidupan kampus. Olehnya itu sering kali bila ada inkulturasi keragaman menjadikanya terbentuk budaya baru dalam organisasi, yang bisa menjadi kekuatan bila hal tersebut sejalan dengan pandangan komunitas pada umumnya. Pembentukan perilaku baru tersebut tidak serta merta terjadi namun bisa menempuh proses yang waktu yang cepat bahkan saat yang cukup lama. (3). Seseorang yang membawa keragaman diri bila dipadukan dalam organisasi kehidupan kampus menjadikan seseorang akan yang membawa perilaku tersebut dengan sendirinya hilang atau redup bila perilaku tersebut tidak sejalan dengan keragaman komunitas pada umumnya. Pada tahap ini kebanyakan seseorang yang bergabung dalam organisasi lambat laun mampu menyelaraskan dan mengikuti kehendak-kehendak organisasi.

Dari hasil analisa situasi diperoleh beberapa permasalahan yang sering terjadi dan telah mengakar dalam kehidupan kampus yang pada kenyataannya telah banyak meresahkan kehidupan komunitas yang bukan hanya berdampak pada kehidupan kampus namun juga pada kondisi sosial sekitarnya. Adapun Masalah kajian yang akan diangkat adalah budaya tawuran mahasiswa yang sering kali terjadi, kekumuhan pelataran kampus khususnya sampah, dan kebersihan serta kenyamanan kamar kecil (WC).

Pada tahap analisa situasi dapat ditarik hasil kajian yaitu pihak pengelolah kampus selama ini belum melakukan analisa situasi terhadap permasalahan seperti dibahaw ini :

1. Tawuran mahasiswa telah menjadi budaya dan menu penyaluran bakat dan minat yang salah sasaran ke perkelahian kelompok atau komunitas :

· Tidak terdapatnya sarana dan fasilitas penyaluran bakat dan minat yang sifatnya positif seperti sarana keolahragaan, kesenian, internet kampus, musik, maupun lainya.

· Sebahagian besar mahsiswa belum begitu paham dengan eksistensi dirinya sebagai mahasiswa sehingga sering kali terlibat ego naluri kematian.

· Masih beredar bebasnya produk minuman dan narkoba di lingkungan mahasiswa yang jadi bagian pemicu timbulnya kekerasan.

· Didikan senioritas yang telah mengakar dari kebiasaan kekerasan dan tawuran menjadi asupan emosional bagi yunioritas.

· Lingkungan kampus yang masih terkesan memiliki hukum rimba sehingga terkesan sulit dari sentuhan aparat penegak hukkum.

· Penentengan senjata tajam dalam lingkungan kampus oleh sebagian mahasiswa seringkali dah menjadi budaya alamiah.

  • Tidak adanya larangan, kurangnya informasi dan lemahnya pengawasan bagi mahasiswa yang merokok, mengkonsumi narkoba, membawa barang tajam, minum minuman keras, perjudian, tindakan kekerasan dan tawuran dalam lingkungan kampus dan lingkungan sekitarnya.
  • Lemahnya dan belum adanya sanksi akademik yang sangat tegas bagi mahasiswa yang merokok, mengkonsumi narkoba, membawa barang tajam, minum minuman keras, perjudian, tindakan kekerasan dan tawuran dalam lingkungan kampus dan lingkungan sekitarnya.
  • Para pengambil keputusan tingkat atas (top Leader) bertindak reaktif dimana tindakan yang diambil dilakukan setelah terjadi sesuatu kejadian yang mengancam kehidupan sosial kampus.
  • Pihak keamanan kampus dalam hal ini satpam tidak mampu mengatasi keamanan kampus kerena jumlah mereka amat minim dan tidak dilengkapi sarana perlindungan diri (Senjata) sehingga kehadiran satpam hanya sebagai simbol polisi tidur.
  • Lingkungan tempat tinggal mahasiswa jauh dari sentuhan aparat penegak hukum sehingga hal ini banyak dimanfaatkan mahasiswa melakukan tindakan semau Gue
  • Masih adanya anggapan dari mahasiswa bahwa kampus unhalu menjadi tempat kuliah Semau Gue.
  • Lingkungan kampus masih menjadi tempat nyaman melakukan kumpul antara senior yunior menyajikan acara pesta minum minuman keras, perkumpulan melakukan pemalakan kendaraan yang melintas dalam kampus untuk mendapatkan sekail duit.
  • Dll..

2. Kekumuhan kampus akibat sampah dan rerumputan yang tidak tertata :

· Kawasan kampus yang begitu luas teramat sulit dilakukan penanganan rumput dan sampah.

· Tenaga kebersihan kampus yang jumlahnya terbatas dan kesehjatraan yang minim seringkali tidak dianggap sebagai bagian dari penyelenggara mutu lingkungan kampus.

· Tidak ada pengelolaan sampah yang tepat sehingga seringkali sampah diletakan sembarang tempat

· Kebiasaan berperilaku tidak sehat sehingga sering kali sampah dibuang sembarangan.

· Tidak adanya larangan merokok, dan membuang sampah sehingga pemijak kampus tidak merasa risih dengan tindakanya.

· Tidak terdapanya tempat pembuangan sampah di lingkungan kampus sehingga terjadi pemungan sampah dimana-mana.

· Sampah yang dibuang ditempat sampah dibiarkan berserahkan dan tidak dilakukan pengelolaan berupa pembakaran atau penimbunan sampah yang membusuk.

· Masih adanya sifat apatis yang menjadi kebiasaan yang terbawa sampai dilingkungan kampus.

· Dll.

3. Kebersihan dan kenyamanan Kamar Kecil

· Masih kurangnya kesadaran pengguna WC yang membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat

· Tidak ada atau terbatasnya tenaga kerja yang bertugas menjadi penjaga kebersihan WC.

· Terkadang tidak tersedianya air di WC.

· Lemahnya teguran atau pengawasan terhadap kebersihan WC.

· Adanya sifat apatis dari pengguna WC

· Fasilitas WC yang telah rusak dibiarkan saja tanpa diperhatikan kebersihannya.

· Alat pembersih tidak tersedia di tempat WC

· Penerangan WC tidak ada atau telah rusak dibiarkan.

· Jumlah WC yang tidak sebanding dengan jumlah pengguna dimana yang seharusnya satu buah WC berbanding 25 orang (Sumamur, 1990).

· Tidak adanya anggaran renovasi fasilitas kampus.

· Dll.

Prioritas masalah

Dengan melihat sejumlah item yang menjadi penyebab masalah yang begitu beragam dari keseluran penyebab masalah maka prioritas masalah yang akan diambil oleh pihak kampus yaitu keseluruhan penyebab masalah menjadi prioritas masalah namun perlu memperhatikan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya, karena saya menganggap keseluruhan penyebab masalah tersebut amat penting tanpa harus mendahulukan satu masalah ketimbang masalah lainya.

Menetapkan Tujuan

Pada tahap penetapan tujuan yaitu dimana tujuan yang akan ditetapkan oleh pihak kampus kiranya mensinergiskan dengan pencapaian visi dan misi Unhalu kemasa datang, yaitu tercapainya keamanan, kenyamanan, kebersihan, serta seluruh Civitas Akademika turut serta dan berpartisipasi melaksanakan dan memeliharanya secara menyeluruh dan bermutu.

Alternatif Pemecahan Masalah

1. Tawuran mahasiswa telah menjadi budaya dan menu penyaluran bakat dan minat yang salah sasaran ke perkelahian kelompok atau komunitas :

· Penyediaan sarana dan fasilitas penyaluran bakat dan minat yang sifatnya positif seperti sarana keolahragaan, kesenian, internet kampus, musik, maupun lainya.

· Perlunya rekonstruksi mental mahasiswa melalui pembimbingan dan pengawasan serta pengarahan dengan pengaktifan dan pelibatan bimbingan konseling, penasehat akademik atau metode lain untuk menyuguhkan sedini mungkin pentingnya eksistensi mahasiswa sebagai agent dan sentral pembangunan ilmu pengetahuan.

· Membangun kemitraan dengan aparat penegak hukum dan masyarakat sekitar kampus agar tidak menjual produk minuman dan narkoba serta dilakukan razia tehadap secara berkala.

· Peniadaan orientasi mahasiswa baru saat tahun ajaran baru dengan tujuan untuk memutus mata rantai atau memisahkan kedekatan senior yunior karena secara psikologis hal ini didikan senioritas yang telah mengakar dari kebiasaan kekerasan dan tawuran menjadi asupan emosional bagi yunioritas menjadi terputus.

· Untuk memutuskan kesan kampus dari hukum rimba perlu sharing dengan pemerintah kiranya dapat di tempatkan kantor kodim atau korem di lingkungan kampus. Pendirian kantor pos polisi sangat di kwatirkan karena masih tertanam konflik lama antara mahasiswa dan kepolisian dan gejala tersebut bisa dapat muncul kembali sewaktu-waktu.

  • Pengambil kebijakan kampus kiranya merumuskan secara bersama dengan seluruh civitas akademika mengenai larangan dan sanksi yang tegas bagi perokok, mengkonsumi narkoba, membawa barang tajam, minum minuman keras, perjudian, tindakan kekerasan dan tawuran dalam lingkungan kampus dan lingkungan sekitarnya.
  • Para pengambil keputusan tingkat atas (top Leader) harus bertindak aktif dimana tindakan yang diambil dilakukan sebelum terjadi sesuatu kejadian yang mengancam kehidupan sosial kampus.
  • Pelibatan pihak aparat keamanan untuk memutus mata rantai pesta minum minuman keras, perkumpulan melakukan pemalakan kendaraan yang melintas dalam kampus.

2. Kekumuhan kampus akibat sampah dan rerumputan yang tidak tertata :

· Perlu pembagian wilayah atau kawasan untuk masing-masing fakultas, lembaga dan unit kerja lainya agar memudahkan tanggungjawab pembersihan kawasan tersebut secara rutin dibawah komando langsung pimpinan masing-masing unit kerja.

· Penambahan jumlah Tenaga kebersihan kampus dan peningkatan kesejahtraan pekerja kebersihan dengan anggaran kebersihan di bebankan pada dosen sebesar Rp. 15. 000 perbulan.

· Banyak metode pengeloaan sampah yang dikenal selama ini dalam konsep keilmuan. Namun saya sebagai salah satu yang pernah mempelajari pengelolaan sampah menganjurkan untuk menawarkan pengeloaan sampah yang aman, mudah dan efisien yaitu pengelolaah sampah dengan membuat lobang galian pada tanah dan diberi atap dengan memilih lokasi strategis yang jauh dari bangunan, untuk penempatan sampah dengan ukuran disesuaikan denga besarnya produksi sampah, sampah dipisahkan anatara sampah mudah membusuk dan tidak mudah membusuk di tempatkan pada tempat yang berbeda setelah kering dilakukan pembakaran. Apabila tempat sampah telah penuh ditutup dengan timbunan tahan. Selanjtnya dibuat galian baru untuk menggantikan tempat yang lama demikian seterusnya sehingga sampah tidak berserahkan. Atau opsi lain pengelolaan sampah dilakukan dengan kerjasama dengan dinas kebersihan kota kendari.

· Perlu adanya larangan dan sanksi membuang sampah disembarang tempat.

· Perlu penyuluhan tentang bahaya dan dampak sampah terhadap kesehatan.

3. Kebersihan dan kenyamanan Kamar Kecil

· Tanggungjawab kebersihan WC diabawah koordinasi langsung seksi perlengkapan dan kebersihan.

· Perlu penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat utama tentang pentingnya WC terhadap kesehatan

· Perlu pengadaan (rekrutmen) tenaga kerja kontrak yang bertugas menjadi penjaga kebersihan WC.

· Perlu pengadaan dan memperhatikan ketersedianya air di WC.

· Perlu peneguran atau pengawasan terhadap kebersihan WC.

· Perlu perbaikan dan renovasi Fasilitas WC yang telah rusak serta memperhatiakn kebersihannya.

· Perlu pengadaan Alat pembersih WC

· Penerangan WC yang tidak ada atau telah rusak diperhatikan.

· Perlu penambahan Jumlah WC agar sebanding dengan jumlah pengguna dimana yang seharusnya satu buah WC berbanding 25 orang (Sumamur, 1990).

· Pengalokasian anggaran renovasi fasilitas kampus.

· Dll.

Penyusunan Rencana Kerja

Perlunya penyusunan tim perumus untuk membicarakan secara menyeluruh mengenai teknik pelaksanaan program pemecahan masalah, rincian anggaran, oragnisasi kegiatan dan organisasi pekerja termasuk tindakan pengendalian dilapangan dengan melibatkan seluruh Civitas kademika maupun sharing dengan pihak luar dalam hal pemecahan masalah keamanan kampus.

Rencana kerja pelaksanaan program yang telah ditetapkan yaitu ;

1. Jangka pendek 3-5 tahun

2. Jangka panjang 5-10 tahun

Pengoorganisasian

Pengoorganisasian kegiatan dan pengorganisasian pekerja dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang ada. Sumber daya apasaja yang perlu disediakan untuk pelaksanaan program tersebut. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan tersebut hendaknya memperhatikan kemampupahaman mereka terhadap situasi kerja nyata dilapangan.

Actuating / Pelaksanaan

Pelaksanaan hendaknya dilakukan sesuai dengan waktu perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan hendaknya setiap pekerja bekerja secara sungguh-sungguh terhadap job mereka. Olehnya itu disini pentingnya partisipasi semua elemen kampus agar semua turut bertanggungjawab dalam melakukan aksi tersebut.

Controling

Pengawasan dilakukan secara berkala sekali seminggu, sekali sebulan atau tri wulan untuk memantau perkembangan serta hambatan-hambatan yang sering dihadapi bila kemungkinan terdapatnya kondisi nyata yang sesungguhnya terdapatnya optimalisasi kerja yang tidak maksimal.

Evaluasi

Evaluasi sangat perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana makna pelaksanaan program dalam mengetasi dan memecahkan masalah-masalah tersebut. Dari hasil evaluasi ini dapat dijadikan tindakan-tindakan perbaikan selanjutnya. Untuk menyatakan bahwa suatu alat evaluasi tepat dalam mengukur keberhasilan maka perlu ditetapkan kriteria-kriteria yang menyatakan secara obyektif bahwa suatu kegiatan sesuai dengan keinginan kita atau kondisi baik.

***